Mengenai Saya

Foto saya
Suka Nulis, walaupun ada yang bilang tulisanku gak bagus, tapi mencoba lebih baik. Berbuat salah itu biasa, tapi mengakui kesalahan itu yang luar biasa, Best Regards.

Kamis, 22 Desember 2011

Mama Lv U

Inilah orang yang sangat kami hormati, sayangi dan kasihi, Amma' (sebutan kami untuk beliau), sementara bapak  tercinta kami telah lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT. Beliau begitu tegar dalam kesendiriannya yang saat ini tinggal di Bulukumba, 

Saya dan kakakku masih ingat bagaimana kehidupan kecil kami yang begitu bahagia, mama dengan keikhlasannya memberikan nama yang merupakan doa bagi kami, beliau mengandung  selama 9 bulan, melahirkan, dengan sabar merawat dan membesarkan hingga di usia kami sekarang, beliau sebagai teman, guru dan tempat kami berkeluh resah.   diusianya yang ke 55 tahun, memiliki 5 orang anak dan semuanya sudah menikah, 7 orang cucu dan seorang cicit.


Ini dia anak pertama mama namanya Nursia Kasim (Acce) usianya sekarang 39 tahun, menikah dengan Safri H. Pado' memiliki 2 orang  anak (Ippa & titi) dan seorang cucu (zahra), sekarang tinggalnya di Bulukumba. Dia ini orangnya sidikit galak, penyayang dan suka ngebantah. tapi menurutku kakak pertamaku ini tidak tegaan, pokoknya baik.





 
Ini dia anak kedua mamaku namanya Rosdiana Kasim, pangilannya (ros, diana, ombong), tapi dia lebih sering dipanggil ros, usianya 37 tahun, menikah dengan Nasrullah Muin, dan memiliki 3 orang anak (adel, faat dan iyan), sekarang tinggalnya dikota Luwu maklum suaminya tugas disana. Dia ini memiliki sifat keras, penyayang, dan  perhatian, dia juga baik ke kami adek-adeknya, pokoknya good.




 

Ini dia anak ke tiga mamaku namanya Muhammad Kasman Kasim,  panggilannya aman, umurnya 34 tahun, menikah dengan Eka Dewi Sutrisno, memiliki 1 orang anak (atha), sekarang dia tinggal di Kota Palu. dia ini orangnya lemah lembut, suka memberi, penyayang terutama ke mama, perhatian. pokoknya dia is the best diantaranya semuanya.


Ini dia anak ke empat mamaku namanya Muhammad Ali Kasim  panggilannya ali, umurnya 32 tahun, menikah dengan Risda Novitasari dan memiliki seorang anak (fildzah), sekarang tinggal di Gowa. Dia ini orangnya cuek, pendiam, dan penyayang, tapi asyik lho.






Dan yang terakhir saya (Nurlaela Kasim), panggilanku lela, umurku 28 tahun, saya menikah dengan Zainal, sekarang saya masih numpang dirumah kakakku ali, maklum penulis baru nikah bulan september 2011. Kalau sifatku orang bilangnya baik, he heee (piji kale).







Kami semua anak-anakmu senantiasa bersyukur dan berterima kasih atas kasih sayangmu. Mama kami tidak bisa membalas smua pengorbananmu  atas kehidupan kami, hanya doa yang bisa  kami berikan untukmu, semoga sehat selalu, panjang umur pokoknya smuanya yang terbaik untukmu mama, Amin ya Rabbal Alamin.


Mama! kami anak-anakmu mencintaimu, 


Selamat Hari IBU!!







Kamis, 15 Desember 2011

JAGUNG MARNING (Proses Pembuatan)

Seiring perkembangan jaman dan teknologi tidak selalu hal-hal yang bersifat tradisional dilupakan atau di tinggalkan. Misalnya saja dalam hal makanan, akhir-akhir ini berbagai makanan tradisional kembali menjadi “barang yang dicari”. Aneka ragam camilan ini diminati tidak hanya untuk sekedar snack ataupun makanan selingan saat santai di rumah, ada kalanya makanan tradisional ini menghiasi meja saat menjamu kerabat ataupun saudara.  Salah satu jenis makanan tradisional dengan rasa gurih dan renyah adalah jagung goreng atau di kenal dengan istilah Marning. Jagung goreng atau jagung marning ini dibuat melalui proses penggorengan (pemasakan di dalam minyak panas). 

Salah satu daerah yang terkenal dengan produksi jagung marning adalah Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan (kebetulan daerah asal penulis sih). Pusat penjualan terletak di Jalan Melati, selain itu warung pinggir jalan juga banyak menjadi agen penjual jagung marning ini,  ditawarkan mulai harga Rp 1000,- sampai Rp 10.000,- dengan berbagai variasi rasa : asin, manis dan pedas. Tertarik? yuk mencobanya,,

Berikut penulis paparkan proses pembuatan Jagung marning.. Boleh tuh dicoba membuatnya di rumah,


  • Pemilihan Jagung berkualitas 









  • Tahapan berikutnya adalah proses perebusan. Setiap kg jagung direbus di dalam 3 liter air. Setiap liter air diberi 15 gram kapur sirih. Perebusan berlangsung selama 4 jam sampai jagung menjadi lunak, mekar dan kulit arinya terlepas. Untuk menghemat bahan bakar, api dikecilkan setelah larutan mendidih, dan besar api diatur sekedar untuk mempertahankan larutan tetap mendidih.

  • Tahapan Pengeringan. Jagung ditiriskan, kemudian dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air dibawah 17%.

  • Tahapan Pemberian bumbu. Bumbu diberikan setelah bahan cukup kering. Bumbu yang diberikan adalah campuran bawang merah (15 gram), bawang putih (15 gram), jahe (5 gram), merica (5 gram), ebi 15 gram dan garam (15 gram) yang telah dihaluskan. Setelah itu, bahan dijemur atau dikeringkan lagi sampai kering seperti sebelum diberi bumbu. 
  • Proses Penggorengan. Jagung digoreng di dalam minyak panas (170 °C) selama 8~10 detik sampai mekar dan berwarna kuning, kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan.

  • Pengemasan. Jagung goreng dikemas di dalam kantong plastik polislen tebal, kemudian di-seal dengan panas.
    Refensi : Maju bersama UKM http://binaukm.com

    Selasa, 13 Desember 2011

    KAMPALO (traditional food)

    Sama saja dengan Dumpi Eja. Jenis makanan yang satu ini juga hanya ada di Kecamatan Kajang adalah Kampalo. jenis makanan ini juga biasanya tersedia pada acara-acara pabbuntingan (nikahan), kalomba, akdangang, pakkatterang dan naik riballa.

    Bentuk kue ini bulat panjang, teksturnya lembut, Rasanya gurih, Penasaran? boleh di coba, yuk ke Kajang!..(tau dong penulis kan orang kajang he heee)

     
    Bahan Resep Kampalo
    1. ½ btr Kelapa
    2. ½ sdm Garam
    3. 500 gr Beras ketan
    4. Daun kelapa muda
    Cara Membuat Kampalo
    1. Parut kelapa, buat 250 cc santan kental. Masak santan dengan garam hingga mendidih
    2. Cuci bersih ketan, tiriskan, dan masukan ke dalam santan mendidih, masak hingga setengah matang. Angkat dari api dan bungkus dengan daun kelapa muda. bentuknya bulat panjang. Ikat dan rebus lagi hingga matang. Angkat

    DUMPI EJA (traditional food)

    Salah satu jenis makanan tradisional yang hanya ada di Kecamatan Kajang adalah dumpi eja. jenis makanan ini biasanya tersedia pada acara-acara pabbuntingan (nikahan), kalomba, akdangang, pakkatterang dan naik riballa.

    Bentuk kue ini bulat, teksturnya kasar dan keras, Rasanya manis semakin dikunyah semakin terasa manisnya, Penasaran? boleh di coba, yuk ke Kajang!..(tau dong penulis kan orang kajang he heee)



    Bahan-bahan yang dibutuhkan
    1. Gula Merah
    2. Tepung Beras
    3. Air
    4. wijen
    Alat-alat
    1. Wajan khusus terbuat dari baja
    2. kompor
    3. Sude' 
    4. sendok besar
    Cara Pembuatan
    1. Rendam beras sekitar 5- 10 jam kemudian kemudian tiriskan selanjutnya beras tersebut digiling sampai menjadi tepung.  
    2. Ambil tepung 5 liter dan diaduk dengan tangan ditambahkan gula merah yg telah disisir sebanyak 3 liter sampai menyatu, tambahkan air sedikit demi sedikit sampai membentuk bulatan yang kenyal.
    3. Setelah adonan bersatu kemudian diamkan dalam wadah (baskom) sampai semuanya benar-benar bersatu tanpa serat dan membentuk adonan, kemudian tambahkan wijen 1 gelas. diamkan sekitar 12 jam.
    4. siapkan penggorengan, minyak. dan bersiap untuk menggorengnya.
    5. hasilnya pasti enak.











    Senin, 12 Desember 2011

    KISAH SEDIH (cerita penyesalan)

    Kisah Paling Sedih
    Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
    Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
    Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.
    Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
    Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
    Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
    Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
    Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
    Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
    Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
    “Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
    Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
    “Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
    Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
    Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
    Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
    Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
    Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
    Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
    Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
    Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
    Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
    Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
    Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
    Istriku Liliana tersayang,
    Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
    Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
    Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
    Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
    Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
    Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
    Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
    Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
    Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
    Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
    Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
    Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

    Sumber : sebuah Blog lupa namanya ^_^

    Jumat, 02 Desember 2011

    Mencintaimu

    Mencintaimu adalah keputusanku
    Sebab cinta adalah kata lain dari memberi.
    sebab memberi adalah pekerjaan..
    sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi...
    sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama.
    sebab pekerjaan berat dalam waktu lama hanya dilakukan oleh kita yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.
    Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian disitu.

    Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin memberimu sesuatu.

    "
    Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk menjadi lebih baik dan bahagia..."
    "aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar terus semangat..."
    "aku akan memberimu segenap
    kasih sayangku serta ketulusan..."
    "aku juga akan mendampingi dirimu dengan kondisi dan situasi apapun,...."


    Kan kujaga kepercayaan yang kau berikan...
    Sebagai tanggung jawab kepada Allah SWT atas kiriman nikmat ini...
    Kan kubuat kau bahagia karena telah memilihku...

    Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi meninggikan derajat. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

    for you My Husband....




    Selasa, 29 November 2011

    Tips Mengelolah Keuangan Bulanan

    Keuangan dalam rumah tangga akan berlangsung aman selama yang mengaturnya pas dan penuh perencanaan.


     KESULITAN menemukan cara bijak mengatur keuangan bulanan rumah tangga? Simak panduan ini, yuk! 

    Bagi para IRT  beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengelola keuangan:
     
    1. Dibagi per pos
    Nah, selama ini, bagaimana Anda mengatur alokasi pos pengeluaran? Tugas pertama Anda adalah mencatat paling tidak tiga bulan ke belakang penggunaan apasaja dari penghasilan. Gunanya, agar bisa mengetahui kemampuan, dan juga mengetahui pos-pos mana yang bocor.

    Secara umum, pengeluaran rumah tangga dapat dikategorikan menjadi pos pengeluaran hidup rutin, pos pengeluaran tabungan dan investasi, pos cicilan utang, dan pos pengeluaran gaya hidup. Karyawan baru pada umumnya banyak punya kemauan tetapi sadar kemampuan finansial ada batasnya, maka jalan satu-satunya adalah membuat anggaran atau rencana pengeluaran.
    “Jadi, harus ditentukan, berapa uang yang dikeluarkan untuk masing-masing pos,” 


    2. Pisahkan dengan Amplop
    Karyawan setiap tanggal gajian langsung sebarkan dananya menurut anggaran masing2. Jika tidak terbiasa dengan transaksi elektronik, gunakan metode amplop. Isilah amplop sesuai dengan anggaran bulan itu. Kalau sudah mulai tipis, padahal belum akhir bulan, ya terpaksa harus berhemat.

    Karyawan baru yang belum punya tanggungan, harusnya juga bisa menyisihkan minimal 20 persen dari gaji bulanan untuk investasi. Investasi yang disarankan tentu saja yang memberikan potensi keuntungan terbesar, karena tujuannya untuk jangka panjang.

    3. Buat prioritas
    Bagaimana bila ternyata pemasukan tidak sebesar rencana pengeluaran? yang ditawarkan langkah membuat prioritas. Konsep ini merupakan cara yang sangat mudah untuk membuat prioritas dalam anggaran. Setiap pendapatan yang diterima. 
    Menganggarkan dana untuk hal-hal yang penting terlebih dahulu. "
    1. Sisihkan untuk investasi atau tabungan, baru setelah itu untuk kebutuhan lain.
    2. Setelah mengalokasikan untuk investasi, maka kebutuhan lain yang wajib harus ditunaikan lebih dulu, seperti membayar cicilan, membayar premi asuransi, dan belanja kebutuhan dapur. 
    3. Membuat perencanaan keuangan darurat
      Para ahli juga merekomendasikan perencanaan di awal, terutama dana darurat untuk mengantisipasi keadaan tak terduga, misalnya sakit atau tidak bisa bekerja. Salah satu cara yang dapat dilakukan, yakni mengatur rekening tabungan secara terpisah dan digunakan untuk reksadana atau deposito. Sisihkan uang sebanyak yang Anda mampu pada awalnya dan biarkan Anda isi setiap bulan secara kontinu. Jika Anda menerima rezeki darurat, jangan lupa pula untuk menyisihkannya sebagian ke dalam tabungan Anda tersebut.
    4. Kalau masih ada sisa, silakan digunakan untuk belanja yang lain, bahkan dihabiskan juga tak apa  karena kita sudah menganggarkan untuk hal yang penting terlebih dulu.
     4. Jangan dilanggar
    Bagaimana jika pos sehari-hari selalu besar pasak daripada tiang?
    Tentu tidak boleh mengambil dari pos lain, tabungan misalnya. Tujuan membuat anggaran itu adalah supaya pengeluaran terarah dan sesuai dengan rencana finansial kita. Kunci anggaran yang sukses adalah realistis dan disiplin. Salah satu caranya adalah membuat pos-pos terpisah untuk urusan belanja bulanan, bayar tagihan, rekening.


    5. Pembelanjaan
    1. jika mau belanja kebutuhan RT di Mall atau supermarket sebaiknya mencatat apa2 yang akan di beli sehingga mata tidak melihat belanjaan yang seharusnya tidak dibutuhkan.
    2. jangan tergiur diskon. pembelanjaan juga memerlukan perencanaan sesuai yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.
    3. Terlalu sering makan di luar
      Ini merupakan pemborosan terselubung yang tidak terasa. Bukan berarti Anda dilarang makan di luar atau ngopi-ngopi bersama teman usai bekerja. Tetapi ketahui batasan Anda dan jika sudah melebihi jatah bulanan, mau tak mau kompensasikan dengan mengurangi pengeluaran lain. Misalnya sesekali membawa makan dari rumah untuk makan siang di kantor atau berkumpul bersama teman-teman di rumah ditemani cemilan dan makanan buatan sendiri. 
    Sumber :

    Senin, 28 November 2011

    Mengendalikan rasa Cemburu

    PENULIS BERHARAP, ARTIKEL INI BISA BERMANFAAT di tulis ulang dr sebuah Blog (maaf nm blog sy lupa).
    Slamat Membaca!!!!
    Kisah dari Rasulullah SAW,,,
    Menurut ‘Abdullah bin Syaddad, ada dua jenis ghirah. Pertama, ghirah yang dengannya seseorang dapat memperbaiki keadaan keluarga. Kedua, ghirah yang dapat meyebabkannya masuk neraka.
    Ditinjau dari nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, cemburu ada dua macam. Dalam sebuah hadist disebutkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ قَالَ: إِنَّ مِنَ الْغِيْرَةَ مَا يُحِبُّ اللهُ وَمِنْهَا مَا يَبْغُضُ اللهُ فَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يُحِبُّ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ الرَّيْبَةِ وَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يَبْغُضُ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ غَيْرِ الرَّيْبَةِ
    “Ada jenis cemburu yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada pula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan” [1]
    Disebutkan di dalam hadits, bahwa Saad bin Ubadah Radhiyallahu ‘anhu berkata:
    قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِيْ لَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ غَيْرَ مُصَفِّحٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدٍ لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ
    “Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang,” ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.”[2]
    Ditinjau dari sisi yang lain, cemburu ada dua macam. Pertama, ghirah lil mahbub (cemburu membela orang yang dicintai). Kedua, ghirah ‘alal-mahbub (cemburu membela agar jangan sampai ada orang lain yang juga mencintai orang yang dicintainya).
    Ghirah lil mahbub adalah pembelaan seseorang terhadap orang yang dicintai, disertai dengan emosi demi membelanya, ketika hak dan kehormatan orang yang dicintai diabaikan atau dihinakan. Dengan adanya penghinaan tersebut, ia marah demi yang dicintainya, kemudian membelanya dan berusaha melawan orang yang menghina tadi. Inilah cemburu sang pecinta yang sebenarnya. Dan ini pula ghirah para rasul dan pengikutnya terhadap orang-orang yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta melanggar syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jenis ghirah inilah yang semestinya dimiliki seorang muslim, untuk membela Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agama-Nya. Adapun ghirah ‘alal-mahbub adalah kecemburuan terhadap orang lain yang ikut mencintai orang yang dicintainya. Jenis ghirah inilah yang hendak kita kupas pada pembahasan ini.

    BEBERAPA CONTOH KECEMBURUAN SEBAGIAN ISTERI NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
    Disebutkan dalam sebuah riwayat, Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata:
    كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ فَأَرْسَلْتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ بِصَحْفَةٍ فِيْهَا طَعُامٌ فَضَرَبَتِ الَّتِيْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ بَيْتِهَا يَدَّ الْخَادِمِ فَسَقَطَتِ الصَّحْفَةُ فاَنْفَلَقَتْ فَجَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْقَ الصَّحْفَةِ ثُمَّ جَعَلَ يَجْمَعُ فِيْهَا الطَّعَامَ الَّذِيْ كَانَ فِيْ الصَّحْفَةِ وَيَقُوْلُ: غَارَتْ أُمُّكُمْ ثُمَّ حُبِسَ الْخَادِمُ حَتَّى أَتَى بِصَحْفَةٍ مِنْ عِنْدِ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا فَدَفَعَ الصَّحْفَةَ الصَّحِيْحَةَ إِلَى الَّتِيْ كَسَّرَتْ صَحْفَتَهَا وَأَمْسَكَ الْمَكْسُوْرَةَ فِيْ بَيْتِ الَّتِيْ كَسَّرَتْ
    “Suatu ketika Nabi di rumah salah seorang isteri beliau. Tiba-tiba isteri yang lain mengirim mangkuk berisi makanan. Melihat itu, isteri yang rumahnya kedatangan Rasul memukul tangan pelayan pembawa makanan tersebut, maka jatuhlah mangkuk tersebut dan pecah. Kemudian Rasul mengumpulkan kepingan-kepingan pecahan tersebut serta makanannya, sambil berkata: “Ibu kalain sedang cemburu,” lalu Nabi menahan pelayan tersebut, kemudian beliau memberikan padanya mangkuk milik isteri yang sedang bersama beliau untuk diberikan kepada pemiliki mangkuk yang pecah. Mangkuk yang pecah beliau simpan di rumah isteri yang sedang bersama beliau” [3]
    Ibnu Hajar menjelaskan bahwa isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memecahkan mangkuk adalah ‘Aisyah Ummul Mu’minin, sedangkan yang mengirim makanan adalah Zainab binti Jahsy.[4]
    Dalam hadist yang lain diriwayatkan:
    عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا غِرْتُ عَلَى خَدِيْجَةَ لِكَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا وَثَنَائِهِ عَلَيْهَسا
    “Dari ‘Aisyah: “Aku tidak cemburu kepada seorang wanita terhadap Rasulullah sebesar cemburuku kepada Khadijah, sebab beliau selalu menyebut namanya dan memujinya”[5].
    Dalam sebuah riwayat disebutkan, ‘Aisyah berkata: “Tatkala pada suatu malam yang Nabi berada di sampingku, beliau mengira aku sudah tidur, maka beliau keluar. Lalu aku (pun) pergi mengikutinya. (Aku menduga beliau pergi ke salah satu isterinya dan aku mengikutinya sehingga beliau sampai di Baqi’). Beliau belok, aku pun belok. Beliau berjalan cepat, aku pun berjalan cepat, akhirnya aku mendahuluinya. Lalu beliau bersabda: “Kenapa kamu, hai ‘Aisyah, dadamu berdetak kencang?”Lalu aku mengabarkan kepada beliau kejadian yang sesungguhnya, beliau bersabda: “Apakah kamu mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya akan menzhalimimu?”[6] 

    NASEHAT BAGI WANITA DALAM MENGENDALIKAN PERASAAN CEMBURU
    Sebagaimana fenomena yang kita lihat dalam kehidupan rumah tangga pada umumnya, tampaklah bahwa sifat cemburu itu sudah menjadi tabiat setiap wanita, siapun orangnya dan bagaimanapun kedudukannya. Akan tetapi, hendaklah perasaan cemburu ini dapat dikendalikan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan masalah yang bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga.
    Berikut beberapa nasihat yang perlu diperhatikan oleh para isteri untuk menjaga keharmonisan kehidupan rumah tangga, sehingga tidak ternodai oleh pengaruh perasaan cemburu yang berlebihan.
    1). Seorang isteri hendaklah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu terhadap suami. Sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang. Dikatakan oleh Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha : “Hai ‘Aisyah, bersikaplah lemah-lembut, sebab jika Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah-tengah keluarga tersebut [7]“. Dan sepatutnya seorang isteri meringankan rasa cemburu kepada suami, sebab bila rasa cemburu tersebut melampaui batas, bisa berubah menjadi tuduhan tanpa dasar, serta dapat menyulut api di hatinya yang mungkin tidak akan pernah padam, bahkan akan menimbulkan perselisihan di antara suami isteri dan melukai hati sang suami. Sedangkan isteri akan terus hanyut mengikuti hawa nafsunya.
    2). Wanita pecemburu, lebih melihat permasalahan dengan perasaan hatinya daripada indera matanya. Ia lebih berbicara dengan nafsu emosinya dari pada pertimbangan akal sehatnya. Sehingga sesuatu masalah menjadi berbalik dari yang sebenarnya. Hendaklah hal ini disadari oleh kaum wanita, agar mereka tidak berlebihan mengikuti perasaan, namun juga mempergunakan akal sehat dalam melihat suatu permasalahan.
    3). Dari kisah-kisah kecemburuan sebagian isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, bisa diambil pelajaran berharga, bahwa sepatutnya seorang wanita yang sedang dilanda cemburu agar menahan dirinya, sehingga perasaan cemburu tersebut tidak mendorongnya melakukan pelanggaran syari’at, berbuat zhalim, ataupun mengambil sesuatu yang bukan haknya. Maka janganlah mengikuti perasaan secara membabi buta.
    4). Seorang isteri yang bijaksana, ia tidak akan menyulut api cemburu suaminya. Misalnya, dengan memuji laki-laki lain di hadapannya atau menampakkan kekaguman terhadap penampilan laki-laki lain, baik pakainnya, gaya bicaranya, kekuatan fisiknya dan kecerdasannya. Bahkan sangat menyakitkan hati suami, jika seorang isteri membicarakan tentang suami pertamanya atau sebelumnya. Rata-rata laki-laki tidak menyukai itu semua. Karena tanpa disadarinya, pujian tersebut bermuatan merendahkan “kejantanan”nya, serta mengurangi nilai kelaki-lakiannya, meski tujuan penyebutan itu semua adalah baik. Bahkan, walaupun suami bersumpah tidak terpengaruh oleh ungkapannya tersebut, tetapi seorang isteri jangan melakukannya. Sebab seorang suami tidak akan bisa melupakan itu semua selama hidupnya.
    5). Ketahuilah wahai para isteri! Bahwa yang menjadi keinginan laki-laki di lubuk hatinya adalah jangan sampai ada orang lain dalam hati dan jiwamu. Tanamkan dalam dirimu bahwa tidak ada lelaki yang terbaik, termulia, dan lainnya selain dia.
    6). Wahai, para isteri! Jadikanlah perasaan cemburu kepada suami sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepadanya. Jangan menjadikan ia menoleh kepada wanita lain yang lebih cantik darimu. Berhias dirilah, jaga penampilan di hadapannya agar engkau selalu dicintai dan disayanginya. Cintailah sepenuh hatimu, sehingga suami tidak membutuhkan cinta selain darimu. Bahagiakan ia dengan seluruh jiwa, perasaan dan daya tarikmu, sehingga suami tidak mau berpisah atau menjauh darimu. Berikan padanya kesempatan istirahat yang cukup. Perdengarkan di telinganya sebaik-baik perkataan yang engkau miliki dan yang paling ia senangi.
    7). Wahai, para isteri! Janganlah engkau mencela kecuali pada dirimu sendiri, bila saat suamimu datang wajahnya dalam keadaan bermuram durja. Jangan menuduh –salah- kecuali pada dirimu sendiri, bila suamimu lebih memilih melihat orang lain dan memalingkan wajah darimu. Dan jangan pula mengeluh bila engkau mendapatkan suamimu lebih suka di luar daripada duduk di dekatmu. Tanyakan kepada dirimu, mana perhatianmu kepadanya? Mana kesibukanmu untuknya? Dan mana pilihan kata-kata manis yang engkau persembahkan kepadanya, serta senyum memikat dan penampilan menawan yang semestinya engkau berikan kepadanya? Sungguh engkau telah berubah di hadapannya, sehingga berubah pula sikapnya kepadamu. Lebih dari itu, engkau melemparkan tuduhan terhadapnya karena cemburu butamu.
    8). Dan ingatlah wahai para isteri! Suamimu tidak mencari perempuan selain dirimu. Dia mencintaimu, bekerja untukmu, hidup senantiasa bersamamu, bukan dengan yang lainnya. Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ikutilah petunjuk-Nya dan percayalah sepenuhnya kepada suamimu setelah percaya kepada Allah yang senantiasa menjaga hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga perintah-perintah-Nya, lalu tunaikanlah yang menjadi kewajibanmu. Jauhilah perasaan was-was, karena setan selalu berusaha untuk merusak dan mengotori hatimu
    TIDAK BOLEHKAH CEMBURU?
    Barangkali, di antara para isteri ada yang membantah dan berkata, adalah kebodohon apabila seorang isteri tidak memiliki rasa cemburu pada suaminya, padahal cemburu ini merupakan ungkapan cintanya kepada suaminya, sekaligus sebagai bumbu penyedap yang bisa menimbulkan keharmonisan, kemesraan dan kepuasan batin dalam kehidupan rumah tangga.
    Ya, benar! Akan tetapi, apakah pantas bagi seorang isteri yang berakal sehat, jika ia tenggelam dalam rasa cemburunya, sehingga menenggelamkan bahtera kehidupan rumah tangganya, mencabik-cabik jalinan cinta dan kasih-sayang dalam keluarganya, bahkan ia sampai terjangkiti penyakit depresi, buruk sangka yang dapat membawanya kepada penyakit psikis yang kronis, perang batin yang tidak berkesudahan, dan akhirnya merusak akal sehatnya?
    Memang sangat tipis, perbedaan antara yang benar dengan yang salah, antara yang sakit dengan yang sehat, antara cemburu yang penuh dengan kemesraan dengan cemburu yang membakar dan menyakitkan hati dikarenakan penyakit kejiwaan yang berat. Namun, tetap ada perbedaan antara cemburu dalam rangka membela kehormatan diri dan kelembutan karena didasari rasa cinta kepada suami, dengan cemburu yang merusak dan membinasakan. Kalau begitu, cemburulah wahai para isteri, dengan kecemburuan yang membahagiakan suamimu, dan menampakkan ketulusan cintamu kepadanya! Tetapi hindarilah kecemburuan yang merusak dan menghancurkan keluargamu. Cemburulah demi memelihara harga diri dan kehormatan suami. Dan lebih utama lagi, cemburu untuk membela agama Allah.
    Isteri yang selalu memantau kegiatan suaminya, mencari-cari berita tentangnya, serta selalu menaruh curiga pada setiap aktivitas suaminya, bahkan cemburu kepada teman dan sahabatnya, maka inilah isteri yang bodoh. Dengan sifatnya tersebut, maka kehidupan rumah tangganya, rasa cinta, kepercayaan di antara keduanya akan terputus dan hancur. Dan bagi wanita yang rasa cemburunya tersulut karena suatu sebab, kemudian ia merasa hal itu tidak pada tempatnya, hendaklah ia menyadari kesalahannya, lalu melakukan perbaikan atas sikapnya tersebut. Dan yang paling penting adalah, tidak mengulangi lagi kesalahan serupa di kemudian hari.

    KECEMBURUAN LAKI-LAKI
    Di antara salah satu adab pergaulan antara suami-isteri, yaitu seorang suami seharusnya bersikap pertengahan dalam hal kecemburuan kepada isteri, sehingga tidak terlalu berlebih-lebihan, atau sebaliknya menganggap remeh sikap cemburu. Hendaknya ia melakukan tindakan preventif. Jangan beriskap lengah terhadap hal-hal yang perlu dikhawatirkan bahayanya. Tetap menjaga isterinya, namun dalam batas-batas yang telah digariskan syari’at. Hal seperti ini dan semisalnya, termasuk jenis cemburu yang terpuji. Adapun sikap cemburu suami yang berlebih-lebihan serta prasangka yang tidak dilandasi bukti dan akal sehat, dan juga selalu mengontrol dan mengawasi isteri dalam segala perbuatannya, maka ini termasuk perbuatan yang tercela lagi diharamkan.
    Allah berfirman :
    “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain” [al Hujurat/49:12]
    Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang para suami mencari-cari kesalahan isteri. Sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tegaskan dalam hadits: “Ada jenis cemburu yang Allah membencinya. Yaitu kecemburuan suami kepada isteri yang tidak disertai adanya indikasi kuat yang mendukungnya”.[8]
    Barangsiapa mengabaikan sifat cemburu yang bisa lebih menguatkan hubungan cinta di antara suami isteri, maka ia hidup dengan hati yang rusak dan melenceng dari fitrahnya. Dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada ad-dayyuts pada hari kiamat, dan tidak akan memasukkannya ke dalam surga”.[9]
    Dayyuts adalah, seorang suami yang tidak memiliki sifat cemburu dan membiarkan isterinya berbuat maksiat. Dan sebaliknya, suami yang terlalu berlebihan rasa cemburunya akan hidup sengsara dan tersiksa, bahkan jarang seorang isteri yang mampu hidup lama dengannya, karena selalu merasa diawasi dan merasa tertekan.
    Sikap yang wajar dalam masalah ini akan membawa dampak positif, terpeliharanya harga diri, kehormatan dan tercapainya kehidupan yang berbahagia. Sikap pertengahan dalam menyikapi rasa cemburu, artinya ia menjauh dari berprasangka buruk, tidak mencari-cari satu perkara secara mendetail bila tidak perlu, menghindari sikap tergesa dalam menerima berita -yang sengaja dihembuskan oleh orang yang mempunyai niat buruk- tanpa menyaringnya, berhati-hati terhadap perkara yang dikhawatirkan membahayakan, dan menjaga diri dari perilaku yang merusak. Jika hal itu dapat dipenuhi, maka itulah keutamaan yang sebenarnya. Sebaliknya, apabila tidak, maka akan membawa malapetaka bagi kehidupan rumah tangga.
    Terkadang ada di antara para suami yang terjangkiti sifat cemburu buta. Dia merasa cemburu (pada isterinya) dari semua orang, sehingga isteri dilarang mengunjungi atau dikunjungi, meski kunjungan dari orang-orang mulia dan terhormat. Suami tidak bisa menerima, jika pintu rumahnya terbuka. Dia tidak merasa nyaman jika ada seseorang mengunjungi isterinya, tanpa sepengetahuannya. Atau saat ia tidak berada di rumah. Jika ia berangkat kerja, seluruh pintu ditutup, kunci-kunci dibawanya, dan setelah pulang seluruh kamar dikelilingi dan diamati. Sampai-sampai bila orang tua atau mahram dari isterinya datang berkunjung, maka harus menunggu di luar rumah sampai suami yang pecemburu itu tiba. Sungguh ini bisa menjadikan si isteri dan kerabatnya merasa tersinggung dan marah karena merasa tidak dihargai.
    Kepada suami yang memiliki sifat demikian, rasanya lebih adil dan tepat jika dikatakan kepadanya: “Yang engkau lakukan itu, bukan termasuk cemburu yang benar menurut agama. Juga bukan kecemburuan seorang yang benar-benar disebut laki-laki. Itu tidak lebih sekedar kekhawatiran yang berlebihan, sehingga dengannya engkau telah membelenggu isterimu dari hak syar’inya. Dalam keadaan demikian, isterimu seperti bukan makhluk hidup padahal bukan pula benda mati. Engkau telah memadamkan cahaya kemuliaan dan kehormatannya. Nama baiknya akan menjadi pembicaraan di tengah publik. Sekiranya engkau termasuk orang muslim yang benar, yang berpegang pada akhlak dan etika Islam, tentu engkau akan melaksanakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain”. [al Hujurat/49:12].
    Sebaliknya, ada seorang suami yang terpesona dengan peradaban modern dan kemewahan duniawi. Maka diajaklah isterinya pergi ke tempat-tempat hiburan, diberikanlah kebebasan kepada isterinya untuk berkenalan dengan orang lain, yang baik maupun yang buruk akhlaknya. Hingga akhirnya si isteri pun melakukan hal-hal yang dilarang agama. Ternyata kemudian, si suami merasa cemburu. Sesampai di ke rumah, dihitunglah kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat isterinya, hingga terjadilah perselisihan di antara mereka. Namun suami ini tetap lalai dan belum menyadari keteledorannya. Dia selalu saja membuka pintu rumahnya bagi siapa pun, kawan-kawan atau koleganya. Dia tidak merasa berdosa jika mereka datang saat ia tidak ada. Hingga akhirnya, jika telah ada berita buruk tentang kehormatan isterinya, dia baru menyadari kelengahannya, cemburu lagi, marah besar dan naik pitam.
    Wahai, suami yang lalai! Kecemburuanmu tak lagi bermanfaat setelah semua petaka itu terjadi. Kecemburuanmu adalah kecemburuan yang dibenci, yang tidak membuahkan apa-apa selain kehancuran mahligai rumah tanggamu. Maka tinggalkanlah kecemburuanmu yang palsu itu. Gantilah dengan kecemburuan yang dibenarkan agama, yakni kecemburuan lelaki sejati, kecemburuan yang bijak dan tidak membabi-buta. Itulah kecemburuan yang dicintai Allah, yang tidak mungkin menjadi sebab timbulnya hal-hal negatif di kalangan orang-orang baik dan terhormat.
    Dengan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan di atas nilai-nilai yang utama inilah, kebahagiaan hidup bagi seluruh lapisan masyarakat bisa tercapai.
    Wallahu a’lam.
     
    Oleh
    Ustadz Abu Sa’ad M Nurhuda
    Maraji’ Utama :
    - Tuhfatul-‘Arus, az-Zawaj as-Said fil-Islam, Majdi Muhammad asy-Syahawi, Aziz Ahmad al Aththar, Maktabah at-Taufiqiyyah.
    - Tuhfatul-‘Arus aw az-Zawaj al Islamy as-Said, Mahmud Mahdi al-Istanbuli, Darul-Ma’rifah, Darul-Baidha’, Cetakan ke-5, Tahun 1406.

    [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun X/1428H/2007M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
    ________
    Footnote
    [1]. Sunan al Baihaqi (7/308).
    [2]. Hadist riwayat al Bukhari (5/2002).
    [3]. Hadist riwayat al Bukhari (5/2003).
    [4]. Lihat Fathul Bari (7/149 dan 9/236).
    [5]. Hadist riwayat al Bukhari (5/2004).
    [6]. Hadist riwayat Muslim (2/670), secara ringkas dari hadits yang panjang.
    [7]. Hadist riwayat Ahmad. Lihat Majmu’ Zawaid (8/19).
    [8]. Hadist riwayat al Bazzar dan ath-Thabrani. Lihat Majma’ az-Zawaid (7/320).
    [9]. Hadits riwayat Ahmad (2/69, 128, 134).

    Kamis, 24 November 2011

    TIPS HUBUNGAN AWET



    Banyak faktor yang bisa membuat sebuah hubungan cinta bertahan lama. Berikut adalah enam rahasia untuk membuat hubungan asmara awet. Hubungan percintaan biasanya selalu mengalami kondisi yang berubah selama bertahun-tahun. Menyadari bagaimana orangtua kita bisa bertahan mencintai pasangannya masing-masing selama puluhan tahun, tentu membuat kitabertanya-tanya bagaimana bisa melaluinya? Berikut adalah beberapa tip yang dikutip dari Times of India:



    1. Jadilah mandiri
    Tentu saja Anda mencintai pasangan. Namun sebaiknya Anda tidak selalu mengandalkan pasangan untuk menghadapi segala hal.

    2. Bila Anda salah, akuilah
    Menegaskan bahwa Anda selalu benar adalah perbuatan yang sama sekali tidak benar. Cukup berani untuk mengakui bahwa Anda tidak selamanya benar, merupakan cara terbaik membuat hubungan senantiasa awet.

    3. Terima pasangan apa adanya
    Tidak ada seorang pun yang sempurna. Beberapa dari kita ceroboh. Beberapa dari kita sering terlambat, beberapa terlalu obsesif kompulsif tentang banyak hal. Anda hanya harus menerima orang dengan apa adanya.

    4. Jangan sembarang bicara
    Kendati tengah berargumen, namun pilihlah kata-kata yang bijak. Ini berlaku untuk setiap hubungan. Setiap perkataan dapat melukai orang, dan Anda harus berhati-hati ketika tengah berdebat dengannya.

    5. Selalu jujur
    Ini merupakan kebutuhan dasar untuk hubungan apapun untuk bertahan dalam kisah asmaranya. Anda hanya harus percaya kepada pasangan dan biarkan dia yakin bahwa mereka dapat memercayai Anda.

    6. Bicara tentang masalah Anda dengan pasangan
    Duduklah dengan pasangan dan berbicara empat mata tentang apa saja yang mengganggu Anda. Hal ini akan memperkuat hubungan dan membuat Anda melalui suka dan duka bersamanya.


    smoga smua pasangan bisa menerapkan ini!!!

    Sumber : Blog ayo share (komunitas dan berbagi)

    Jumat, 21 Oktober 2011

    PERNIKAHANKU

    Akhirnya hari H itu tiba jum'at 2 september 2011, akad nikah dilakukan pukul 15.00  WITA, mahar berupa alat shalat dan sebidang tanah.

    Semua ritual adat dikerjakan mulai dari Patamma, Mappacci. sampai pada salaman kesemua keluarga. Tamu undangan, keluarga smua sangat antusias menghadiri acara kami,,, (maklum penulis kan putri bungsu di keluarga Alm Muh. Kasim)... keramaian  dirumah penulis berlangsung lama, maklum acara di kampung, para tamu silih berganti datang memberikan doa restunya, meskipun penulis dan suami tidak pacaran namun kehidupan pernikahan tetap happy, suamiku sayang sama saya, (smoga begitu terus sampai akhir hayat, Amin).

    kehidupan pasca menikah begitu happy hanya saja, untuk sementara kami berpisah tempat suami tinggal di Papua sementara saya di Makassar menyelesaikan kontrak kerja pada proyek PNPM PISEW hingga bulan Februari 2012. komunikasi hanya melalui HP telpon dan sms, saya percaya sama dia (suami red), i hope he also. 

    Ya Allah,
    Limpahkanlah rasa cinta kepada kami,
    Yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah Al Qubro
    Yang Kau jadikan mata air kasih sayang
    Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra
    Yang Kau jadikan penghias keluarga Nabi-Mu yang suci.
    Ya Allah,
    Cukupkanlah permohonan kami dengan ridlo-Mu
    Jadikanlah kami Suami & Istri yang saling mencintai di kala dekat,
    Saling menjaga kehormatan dikala jauh,
    Saling menghibur dikala duka,
    Saling mengingatkan dikala bahagia,
    Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan,
    Serta saling menyempurnakan dalam peribadatan.
    Ya Allah,
    Sempurnakanlah kebahagiaan kami
    Dengan menjadikan perkawinan kami ini sebagai ibadah kepada-Mu
    Dan bukti ketaatan kami kepada sunnah Rasul-Mu.
    Amin Allahumma Amiin……


    Thanks for my family atas dukungannya smua








    Senin, 18 Juli 2011

    Lamaran

    Dari hasil pembicaraan keluarga, disepakati hari sabtu 25 Juni 2011 pertemuan kedua keluarga (lamaran). Keluarga besar kak zainal ke rumahku tapi pada saat itu kak zainal sendiri masih berada di Papua, hanya diwakili oleh saudara-saudaranya untuk meminang saya menjadi calon istri. dalam pertemuan ini juga dibicarakan proses selanjutnya yaitu hari nikahan dan juga uang panai (adat konjo/bugis), saya juga di pakaikan cincin katanya sih cincin tunangan.

    Setelah proses lamaran itu saya mulai dikontrol oleh keluarga terutama mamaku, gak boleh ini itu, katanya perempuan yang sudah diikat ga' boleh lagi keluar sana sini, selesai di kantor harus pulang kerumah tepat waktu, tapi gak apa-apa saya masih terima hitung-hitung sebagai karantina pra nikah.

    Komunikasi dengan kak Zainal juga semakin lancar dan intens, dia sering telepon dan SMS ke saya mengenai kesiapan saya, semua enjoy. Yang tidak berubah dari kak zainal sejak sekolah dan kuliah dulu adalah suaranya, saya masih ingat betul dengan jelas.

    Akhir-akhir ini Perasaan aneh muncul, (apakah ini cinta??) datang begitu saja dalam hati dengan ketakutan akan kehilangan, menunggu kepastian dari si dia akankah memiliki perasaan yang sama?..sementara dia bilang sayang aja ga' pernah (curhat ni), cuma bilang "suka" ke saya itupun lewat SMS, saya tau dia bukan orang yang gampang ungkapin perasaannya apalagi ungkapan sayang..Hhmm

    Awalnya ragu sih, ni orang beneran sayang ga' sih, jangan-jangan cuma maunya keluarganya saja. Keyakinan itu muncul dari SMSnya "Saat rambutku mulai rontok, yakinlah kutetap setia" Menurutku ungkapan itu sederhana namun sangat romantis dan super... 

    Memiliki hubungan jarak jauh sangat beresiko, tapi dibalik itu semua tersimpan kelucuan, komunikasi melalui HP, SMS. Saya percaya sama dia dan yakin dia juga percaya sama saya..

    Mulai hari ini senin 18 Juli 2011 sudah memantapkan hati tidak akan bertanya apapun ke dia begitu juga sebaliknya tentang saya, qt hanya sepakat untuk jelang kebahagiaan dunia akhirat..Ridhai kami Ya ALLAH...Amin ya rabbal alamin..


    Karena pertimbangan orang tua dan saudara akhirnya saya terima juga dan pada saat itu keluarga kak zainal mulai mengatur waktu lamaran resmi yang jatuh pada tanggal 25 Juni 2011, dalam lamaran itu pula ditetapkan tanggal nikahan 2 september 2011.


    Hari demi hari berlalu bentar lagi tanggal 2 september 2011 yang ditetapan keluarga sebagai hari yang bersejarah dalam hidupku.. Tapi kenapa dalam hati ini muncul ketakutan bahkan setelah itu mataku tidak bisa terpejam. ya Allah apakah ini sindrom yang dialami oleh semua perempuan atau hanya perasaanku saja, walau telah kutepis untuk mengalihkan, tapi tetap saja ketakutan ini muncul.


    Sampai hari ini hatiku masih bergetar kalau mengingatnya.. ketakutan ini sepertinya berakar dari alam bawah sadar yang membuat fikiran-fikiran di kepala akankah saya bisa menjadi istri yang sesuai dengan yang diharapkan (calon suamiku)?   Bagaimanakah dia memperlakukan saya? akankah kehidupan nantinya akan indah sesuai harapan.???? (oh God help me, answered my Question)


    "ya Allah karuniakanlah seorang suami yang pengertian yang menjadikanku makmum yang istimewa, yang selalu tersenyum dan berbagi denganku dalam suka dan duka, yang menjadikan keluarga kami sakinah, mawaddah, dan warahmah.."semoga..............

    Jumat, 15 Juli 2011

    IMAJINER DO'A

    Dapat kiriman email dari seorang sahabat...isinya dari tulisan si pengarang sangat berbobot sekali sekaligus bisa membuat kita malu di hadapanNYA..
    silahkan di baca sampai tuntas...semoga bermanfaat untuk saya dan untuk sahabat MP...

    **Mohon maaf yang sudah pernah baca...


    Doa yang dipanjatkan ketika masih masih gadis:

    "Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh. Beri aku suami
    yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku."

    Doa yang dipanjatkan ketika selesai menikah:

    "Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat
    mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku
    yang tidak pernah putus."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak-anak lahir:
    "Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
    yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak2 sudah mulai sekolah:
    "Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
    Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak2 sudah beranjak remaja:
    "Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.
    Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang
    sedang ranum."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak2 menjadi dewasa:
    "Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka,
    yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga
    kami."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak2 menikah:

    "Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
    perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya."

    Doa yang dipanjatkan ketika anak2 akan melahirkan:
    "Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
    pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
    wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku."

    Ketika dipanjatkan doa-doa itu, kita membayangkan Allah tersenyum
    dan berkata...... .

    "Engkau ingin suami yang baik dan sholeh sudahkah engkau sendiri baik
    dan sholehah?
    Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?"

    "Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan pada
    suamimu. Jangan egois begitu...... masak engkau ingin anak yang sholehah
    hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. ...tentu mereka menjadi
    sholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah
    aturan-Ku."

    "Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?......
    prestige? ...... atau....mode? ....atau engkau tidak mau direpotkan
    dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga
    harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha
    mengkhatamkannya. "

    "Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan
    mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?
    Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan
    umat-Ku."

    "Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau
    tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah
    kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia
    akan dapatkan."

    "Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang
    memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap
    mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia
    melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. "

    "Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah
    kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi
    amanahnya."

    Lantas...... aku malu...... dengan imajinasi do'a-ku sendiri....
    Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. .....

    Maafkan aku ya Allah......


    Assalamu'alaikum. ..
    *************************

    Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

    "Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".

    "Tekan 1 untuk 'meminta'.
    Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
    Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
    Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

    Atau....
    Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:

    "Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain.
    Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

    Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:

    "Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,

    Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,

    Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,

    Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,

    Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"

    Atau bisa juga Anda mendengar ini :

    "Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari."

    atau...

    "Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."

    Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!

    Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.

    Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi..

    Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434

    2 : shalat Subuh

    4 : shalat Zuhur

    4 : shalat Ashar

    3 : shalat Maghrib

    4 : shalat Isya

    Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483

    2 : shalat Subuh

    8 : Shalat Dhuha

    4 : shalat Zuhur

    4 : shalat Ashar

    3 : shalat Maghrib

    4 : shalat Isya

    8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)

    3 : Shalat Witir

    Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"

    Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.

    Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!

    Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Mana tahu mungkin mereka sedang
    membutuhkannya Sabda Rasulullah S.A.W :
    "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni
    dosa-dosanya walau sebanyak buih laut"


    7 Kalimah ALLAH:

    1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.

    2. Mengucap " Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.

    3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.

    4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.

    5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.

    6. M engucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.

    7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

    Dari tafsir Hanafi,
    mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. ..
    mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

    Sekarang anda mempunyai 2 pilihan :

    1. Biarkan E-mail ini tetap dalam mailbox anda.

    2. Forward E-mail ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya-Allah ridha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.


    (Sumber : Blog Saung Teteh77)

    Wassalaamu'alaikum.

    Senin, 04 Juli 2011

    Komunikasi Pertama

    Terakhir ketemu dengan Kak zainal Tahun 2005, waktu itu  sama-sama masih kuliah dan setelah itu lose contact. Tidak pernah ketemu  saya jarang sekali balik ke kampung halaman Kajang paling libur lebaran karena kesibukan kerja di Makassar itupun cuma 3 hari.


    Sampai pada Bulan Januari 2011 dia Add saya di Facebook dan menjadi pertemanan di media online tersebut, itu pun masih biasa saja, dia buat status dan sering saya coment. 

    Bulan tiga dia mulai SMS saya tanya-tanya tentang kerjaan dan kesibukan, itupun masih biasa-biasa saja. Bulan Maret ini mulai nyambung komunikasi lagi melalui Telepon dan SMS. 

    Bulan April mamaku mulai tanya-tanya ke saya tentang zainal " apa saya beneran pacaran sama zainal", beliau dengar kabar dari sepupunya katanya "mamanya kak zainal tanya-tanya tentang saya melalui sepupu mamaku"., bingung dong saya ngejawabnya wong kita cuma biasa saja. tepat tanggal 21 April 2011 saya hubungi kak zainal melalui SMS bertanya tentang "benar gak sih kak zainal suka ke saya???." dan ternyata jawabannya " ya betul!!" penulis kaget dong, bingung, campur-campur deh!! tapi senang sih (ternyata ada orang yang suka dalam diam, paling tidak kan, ada yang dia ingat waktu masih sering sama-sama dulu). pikirku! wah aneh ni orang gak pernah ketemu, gak liat wujudku sekarang seperti apa, main suka aja. (wong pada saat itu penulis juga punya pacar jangan disebutin nmx ya, gak enak soalnya). Jawabanku waktu itu "klu emang jodoh gak kemana,". setelah itu mulai intens komunikasi plus pengenalan masing-masing.


    Penulis tadi sebutin tentang pacar, iya setelah cerita itu saya mulai bicarakan ke dia (pacar red), dan jawabnya terserah, dengan nada marah, sinis dan sejenisnya (detailnya gak usah diceritain ya) sedih juga sih tapi karena keikhlasannya akhirnya dia mau merelakan saya dengan orang lain, tapi saya tau dia betul-betul sakit hati buktinya sepupunya marah ke saya, sejak saat itu di keluar daerah, gak tau kemana. Kata keluarganya ke Kalimantan cuma lokasi pastinya saya tidak tau, sejak saat itu saya tidak pernah lagi kontakan sama dia. Saya anggap dia (mantan pacar red) adalah masa lalu dan tidak akan pernah menoleh kebelakang, 

    Masuk Bulan Mei keputusan saya bulat terima Kak Zainal dengan pertimbangan dan ingatan yang juga masih samar-samar dengan kak zainal, gak pernah  kan ketemu sejak 7 tahun yang lalu, sejak itu belum liat mukanya lagi. Tapi di ingatan saya kak Zainal itu tinggi, putih, hidungnya mancung terus suka nolongin, Tau sifat itu karena saya sama dia pernah serumah waktu sekolah di SMU n 2 Bulukumba, dia kalem dan cuek, jarang ngomong, suka ngebantuin sih, pokoknya baik deh...